Get paid to share your links!

Membakar Kalori, Berpikir atau Berjalan ?

Pernahkah anda perhatikan mengapa setiap habis belajar di kelas, setelah meeting dengan klien, atau setelah mengerjakan pekerjaan di depan komputer, perut terasa lapar? Inilah pertanda bahwa Anda telah benar-benar menggunakan otak untuk berpikir keras. Aktivitas berpikir ternyata memerlukan banyak kalori, hingga setelahnya tak heran jika Anda merasa lapar, karena banyak kalori yang sudah terbakar saat Anda menggunakan kinerja otak.

Menurut penelitian, otak Anda membutuhkan 10 kalori per menit, dalam kondisi normal (bukan untuk berpikir keras). Bandingkan dengan energi yang digunakan oleh otot misalnya dengan berjalan kaki yang hanya membakar 4 kalori per menit.


Otak terdiri dari syaraf-syaraf dan sel-sel yang saling berkomunikasi satu dan lainnya serta mengantarkan pesan kepada dan dari seluruh jaringan tubuh Anda. Inilah yang disebut dengan neurotransmitter. Untuk menghasilkan neurotransmitter, dibutuhkan 75% glukosa (dari kalori yang tersedia) dan 20% oksigen dari dalam darah. Singkatnya, otak membakar glukosa untuk mengirimkan pesan melalui jaringan syaraf. Karbohidrat adalah makanan yang benar-benar dibutuhkan otak untuk menghasilkan glukosa. Nasi, sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian dan susu adalah contoh sumber karbohidrat tersebut.


Faktanya secara keseluruhan, otak menyumbang 20-30% dari total kalori yang dibakar dalam sehari, tetapi sebagian kalori tersebut digunakan untuk mengatur proses fisioligis, seperti denyut jantung, pernafasan, maupun pencernaan. Jadi, semakin Anda berpikir keras, semakin banyak glukosa yang dibutuhkan dan semakin banyak pula kalori yang dibakar.


orang yang hanya bermalas-malasan (tidak mikir, tidak beraktifitas fisik, tidak tidur) menghabiskan sekitar 1.300 kalori dalam sehari. Tapi, kalau mau diet, apakah cukup cuma berpikir ya?



Ref : http://io9.com/5920970/how-many-calories-does-thinking-burn

Newer Post Older Post

2 Responses to “Membakar Kalori, Berpikir atau Berjalan ?”

Monika Melisa Hutajulu said...

Nice information..

Tapi, bukan kah terlalu banyak dan keras berpikir membuat kita lebih cepat tua (khususnya dari segi wajah) ?

:D

Unknown said...

Kebanyakan memang mengatakan begitu, tapi itu pemikiran yang salah.
Bahkan sebenarnya penuaan justru dipicu oleh malas bergerak serta malas untuk berfikir.